Entah ada
syndrom apa belakangan ini.. syndrome “bulan janur kuning” kali yah..
pembahasan sekitar gak jauh-jauh dari undangan, kondangan, menikah, cinta,
suka, dan kawan-kawannya.. agak jengah sih, tapi klo dipikir lagi, mungkin ini
saatnya belajar tentang “beginian”.. hohoho
Well,
inspirasi tulisan ini bermula saat adik tingkat saya curhat perkara hatinya yg
tengah gundah gulana karena hal “begituan”.. banyak dari kita (mungkin saya pun
termasuk) yang berpikir klo ngomongin “beginian” itu gak penting untuk saat
ini. Masih banyak kalii hal (yg katanya lebih penting) yang harus dipikirin..
tapi pas dipikir2 lagi, ternyata banyak orang-orang hebat yang hancur karena
masalah beginian.. hmm.. na’udzubillah.. karena itu saya jadi tertarik untuk
sedikit mengulik tentang perkara yang satu ini.
***
Berdosakah aku mencintaimu?
#tsaaaaah, sub-judulnye mellow
amat..
nggak ada yang
dapat menghalangi kita untuk mencintai seseorang. Kadang secara nggak sadar
perasaan itu tiba-tiba aja muncul. Lantas apa itu aib? Dosa gak? Perlu
dimusnahkan? Menurut sumber yg saya baca, selama nggak melanggar syariat, maka nggak
perlu khawatir..
Dalam islam,
nggak ada tuh larangan atau ancaman yang mengatakan “janganlah jatuh cinta,
sesungguhnya jatuh cinta itu perbuatan keji dan mungkar” atau “jatuh
cinta akan mendatangkan azab yang pedih di akhirat”. Nggak ada kan?
Kalaupun ada yang mendatangkan azab, itu adalah cinta yg terkontaminasi oleh
nafsu syaitan.. so, jatuh cinta gpp kok, asal nggak melanggar syariat.
belajar dari kisah Ali dan Fatimah
“Wahai suamiku, sebelum menikah denganmu, aku pernah sangat menyukai
seorang laki-laki dan aku sangat ingin menikah dengannya.”, kata fatimah.
Deg! Ali pun tersentak kaget. Rona wajah berubah. Warna itu warna kaget campur
cemburu campur marah campur kesel campur penasaran. Kebayang kayak apa
warnanya?? Kebayang dong yaa :D
Dengan penuh kesabaran, dan
ketenangan, Ali bertanya lembut, “apakah
engkau menyesal menikah denganku?”
“oh, tidak”, jawab fatimah sambil mesam-mesem (*senyam-senyum).. “kau tau suamiku, laki-laki itu adalah
engkau”.
*hayaaaah.. yg senyam-senyum
hayoo ngacung..
Katanya nih
Sebelum menikah Ali dan Fatimah menyimpan rahasia hati. Dua remaja yang diasuh
dan dibesarkan dalam ranah kelurga kenabian ini tumbuh semakin dewasa. Ali
dengan sifat kelaki-lakiannya kian hari kian matang. Piawai. Pemberani . ceria
juga. Pun fatimah. Kian hari kian sempurna sifat keanitaannya. Ia shalihah,
cerdas, ramah, dan sopan.Mereka saling simpati dan mencintai satu sama lain.
Cinta mereka adalah cinta yang bersih, suci, dan jernih tanpa kontaminasi
nafsu, syahwat, dan kawan-kawannya.
Cinta mereka
adalah cinta yang keputusannya diserahkan hanya kepada Allah. Cinta yg rapat
dan sangat rahasia. Rahasia sekali. Saking rahasianya, bahkan setan pun nggak
tau kalau mereka saling mencintai. Hmmm.. keren amat yaaa.. setan aja nggak
tauu..
Nah, gimana? Terinpirasi sesuatu
kah dari kisah diatas? Sudah dapat kesimpulannya? Blm? Oke, biar ik bantu.
Menurut ik, kesimpulannya adalah ketika kita jatuh cinta maka biar aku dan Tuhan kita saja yang tahu
(sampai datang waktu yang tepat).. gmn? sepakat? :)
Dengan mengingat Allah hati menjadi tenang
... ingatlah, hanya
dengan mengingat Allah hati menjadi tentram.”
[Q.S. Ar Ra’d : 28]
Yakinlah bahwa
Allah mempunyai rencana tersendiri. Bukankah setiap manusia telah ditentukan
garis takdirnya? Hidup, mati, rezeki, jodoh, bahagia, celaka, semuanya sudah
diatur oleh Allah.
Rasulullah bersabda,
“ Allah SWT turun ke langit dunia ketika sepertiga malam yang pertama telah
berlalu. Dia berkata ‘Akulah raja, siapa yang berdoa kepadaKu, Aku kabulkan.
Siapa yang meminta kepada-Ku, Aku beri. Siapa yang meminta ampun pada-Ku, Aku
ampuni.’ Dia terus berkata demikian hingga sinar fajar merekah.”
[H.R. Muslim]
Maha Suci Allah yang begitu
mencintai makhlukNya. Mintalah padaNya. Bukankah Dia tak pernah ingkar janji??
Yang baik untuk yang baik pula
Ada sebuah
nasihat “jangan mengharapkan pasangan hidup yang baik jika kita tak pernah
berusaha untuk memperbaiki diri. Jangan kira Allah akan memberikan pasangan
hidup yang yang suci jika kita sendiri tidak berusaha menyucikan diri.”
Jikamengharapkan yang baik, tentu
kita pun harus baik. Hal ini berlaku baik untuk laki-laki pun perempuan.
“wanita-wanita yang
keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji untuk
wanita-anita yang keji (pula), dan wanita-anita yang baik adalah untuk
laki-laki yang baik, dan laki-laki yang baik untuk wanita-wanita yang baik
(pula)
[Q.S. An Nuur : 26]
So, guys.. yukk kita jaga diri
dan hati kita baik-baik.. jangan bermaksiat, dan jangan membuat orang lain
bermaksian kaena kita.. maksudnya?? Hmm bahasa gampangnya jangan ganjeeen dan
jangan mau diganjenin.. okeh ;)
5 juli 2011 23:43 pm
_pinggir timur jakarta_
No comments:
Post a Comment