Saturday, March 30, 2013

Berdakwah, buat apa?


Senin, 4 juli 2011 08:25:23 pm, ponsel saya bergetar. Dilayar tertera tulisan

1 new message
44.yulia
08:25 pm

Saya pun kemudian menekan tombol view, dan beginilah isi pesan yang saya terima

“kak, kenapa ya kita harus berada dijalan dakwah? Kenapa gak kayak temen-temen yg lain? Belajar serius, main, pacaran, jalan-jalan..”

Yulia adalah adik kelas saya (pengurus rohis di SMA almamater saya).  Ia hanya seorang muda, muda sekali, usianya pun belum genap 17 tahun, tapi kalian pasti gak tau, ia punya semangat luar biasa dalam memajukan ekskul rohis di sekolahnya (sekolah kami). Semangatnya yang seringkali mampu menyemngati saya saat sedang lemah.
Senyum. Itu respon pertama saya setelah membaca isi pesan tersebut. Maha Suci Allah yang telah menggerakan hati adik saya ini untuk bertanya kepada kakaknya tentang kenapa ia harus berdakwah, tentang kenapa ia harus berbeda dari yang lain. Sungguh saya bersyukur, karena ia masih mau bertanya atas keraguan hatinya, bukan mengambil kesimpulan sendiri atas pemikirannya. Yaa walaupun yang ditanya juga ga tau2 amat.. hehehe ;p

***

Kenapa sih kita harus berdakwah?

"Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung."
(Al-‘Imran : 104)

Ada yang gak percaya sama isi al qur’an? Nah ayat diatas sudah dengan sangat jelasnya meminta sebagian diantara kita ada segolongan umat yang menyeru kepada kebaikan.. dan dalam ayat tersebut Allah menyebut orang-orang yang masuk kedalam golongan tersebut adalah orang yang beruntung.. wew.. asyiiik kaan??
Kawan, sadarkah kita akan begitu banyak kemaksiatan yang sekarang dilakukan secara terang-terangan.. makin hari makin parah.. Pernah seorang shalihah ditanya “mba, kenapa mba mau capek-capek melakukan hal ini(berdakwah)?”, dan mba yang shalihah itu pun menjawab “selain karena Allah, saya hanya mau menyiapkan lingkungan yang baik untuk anak-anak saya kelak”.. Hmm waktu mendengar tentang percakapan ini saya agak bingung, apa hubungannya dakwah sama menyiapkan lingkungan yang baik untuk anak-anaknya?? Lagian, mba yang ditanya itu kan masih muda, belum juga nikah, apalagi punya anak. Tapi setelah saya pikir-pikir, ternyata benar juga. Sekarang aja wanita-wanita muslim bisa dengan bangganya berpakaian super mini dihadapan umum, apalagi nanti zaman anak cucu kita? Sekarang aja yang namanya zina sudah jadi hal yang biasa dillakukan, apalagi nanti zaman anak cucu kita? Oh my.. ngeri banget ngebayanginnya..

Abu Said Al Khudry meriwayatkan, bahwa beliau berkata, “Saya mendengar Rasulullah bersabda, ‘Barangisapa di antara kalian melihat kemungkaran maka hendaklah ia mengubah dengan tangannya, kalau ia tidak sanggup hendaklah ia mngubah dengan mulutnya, kalau ia masih tidak sanggup maka hendaklah ia mengingkarinya dengan hatinya, yang sedemikian ia adalah selemah-lemah iman’ “ (HR Muslim)

Dalam hadist lain beliau bersabda,
“Dari Abdullah bin Amru bin ‘ Ash, Rasulullah bersabda, ‘Sampaikan oleh kalian dariku walaupun hanya satu ayat….” ‘ (HR Bukhari)

Nah lho.. sudah berhasil mengingkari dengan hati ketika ada kemaksiatan aja masih dibilang “imannya lemah”, trs klo yang gak peduli atau yang yang justru menyeru kepada kemaksiatan gimana dong?? Imannya disebut apa?? _semoga Allah mengampuni_
Kesimpulannya, dari dalil dalil di atas menunjukkan, bahwa aktivitas dakwah (Amar Ma’rif nahi mungkar) adalah kewajiban setiap muslim dan muslimah sesuai dengan kondisi dan posisi masing-masing. Semuanya akan mendapat balasan dari Allah berdasarkan amal yang dikerjakan.

Apa yang membuatmu berpikir kau bukan pengemban dakwah?
Kadang saya berpikir, mengapa saya harus berletih-letih menjadi aktivis dakwah? Kenapa saya yang harus melakukan tugas ini? Mengapa saya harus saya yang harus memikirkan kelangsungan dakwah. Mengapa tidak kalian saja? Bukankah kita sama? Kau ingin prestasi akupun demikian. Lalu mengapa aku yang harus disini, Kenapa tidak kalian ?  Jika jawabannya karena kalian tidak tahu dan tidak mengerti, bukankah sudah kuberitahu dan kuberi pengertian, tetapi kenapa kalian masih enggan untuk hadir di sini? Apa yang membuatmu berpikir bahwa kau bukanlah pengemban dakwah? Kita sama-sama muslim, kita diberi potensi yang sama oleh Allah , bahkan kadang aku berpikir, jika kau mau berdakwah, akan lebih banyak hal yang bisa kau lakukan sebab kau begitu berkualitas, kau memiliki segala apa yang diinginkan setiap orang dan dengan itu orang akan lebih mudah untuk diajak. Apa yang membuatmu berpikir kau bebas dari tanggung jawab berdakwah?
Ini soal pilihan. Ya soal pilihan. Kita punya waktu yang sama dalam satu hari. Tapi hasil yang akan diperoleh masing-masing dari kita tentu berbeda. Bergantung dari usaha kita masing-masing.

“Wahai orang-orang yang beriman, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Allah akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.”
[Muhammad:7]

“jika Allah menolong kamu, maka tidak ada yang dapat mengalahkanmu, tetapi jika Allah membiarkanmu (tidak memberi pertolongan), maka siapa yang dapat menolongmu setelah itu? Karena itu, hendaklah kepada Allah saja orang-orang beriman bertawakal.”
[Ali Imran: 160]

Hmm.. kalo bukan Allah, lantas siapa yang bisa menolong kita?? Hadeuuuh.. skakmat klo udah dihadapkan sama 2 ayat itu.. nyerah deh untuk berargumen.. saya lemah, dan cuma Allah yang bisa nolong saya, kalo mau ditolong sama Allah maka harus menolong agama Allah dulu. Titik.


Selasa, 5 juli 2011, 09:51 pm
_Pinggir timur jakarta_

No comments:

Post a Comment