Friday, May 3, 2013

Relationship


Relationship, sebuah jaring penghubung antara individu atau kelompok yang satu dengan yang lain dalam berinteraksi. Ya, begitulah definisinya menurut (kesoktahuan) saya. :D
Saya mengalami beberapa kejadian belakangan ini yang membuat saya berpikir lebih dalam tentang kata yang satu itu. Hmm, ya. Relationship. Dalam hal ini bentuknya bisa apapun. Pertemanan, persahabatan, pernikahan, rekan kerja, dsb. Pokoknya segala hubungan yang tidak didasarkan pada ikatan darah atau garis keturunan.
Saya bertanya dalam hati, sebenarnya apa yang menjadi hal pokok yang mampu menguatkan sebuah relationship (apapun bentuknya) hingga menjadi sebuah hubungan yang sehat. Lama saya mengamati, merasai dan memikirkan tentang jawaban dari pertanyaan saya tersebut, dan apa yang akan saya tuangkan disini adalah jawaban dari rangkaian proses mengamati, merasai, dan berpikir tersebut. Lets check this out.. :)
Yang pertama dan yang utama yang harus ada dalam sebuah relationship (apapun bentuknya) adalah penerimaan. Kedua belah pihak yang mengadakan relationship harus saling menerima satu sama lain. Relationship tidak akan pernah menjadi suatu hal yang baik jika penerimaan yang dilakukan hanya pada sisi baiknya saja.
Kadang kita lupa bahwa kita adalah manusia, yang juga berinteraksi dengan manusia, dan manusia pasti punya dua sisi dalam dirinya. Yang baik, dan yang buruk. Bagi mereka yang tak yakin bisa saling menerima kedua sisi tersebut seutuhnya, maka relationship yang sehat hanya akan jadi sebuah mimipi. 
Karena sungguh, mereka yang patut kau pertahankan adalah mereka yang berkenan untuk tetap setia duduk disampingmu, mendampingimu untuk bertumbuh menjadi lebih baik disetiap detikmu, meski mereka tau seberapa besar lubang cela yang ada pada dirimu.
 Sebenarnya ada satu orang dalam hidup kita yang secara naluriah akan melakukan hal tersebut. Do you know who? Yap.. she is your mom. Bagaimanapun kita, sebesar apapun kesalahan kita, ia akan selalu menyediakan tempat kembali bagi kita. Seperti kalimat yang pernah saya baca sebelum ini, “when you truly care for someone, their mistake never change you feelings because it’s the mind gets angry, but the heart still care.”
Hal kedua adalah Kepercayaan. Menurut saya ini hal krusial yang harus dimiliki dalam relationship (apapun bentuknya) jika ia ingin tumbuh menjadi hubungan yang sehat.  Saya juga sempat berpikir, sebenarnya, rasa percaya itu datang darimana, dan disebabkan oleh apa? Karena waktu lamanya saling mengenal? Atau dari kerapnya intensitas pertemuan? Saya meyakini bahwa lamanya durasi dan frekuensi kedua belah pihak dalam berinteraksi dapat menumbuhkan rasa saling percaya. Tapi saya rasa tidak semata – mata karena itu. Karena bukankah banyak dari kita yang bertemu dengan seseorang lalu tiba – tiba menjadi begitu percaya pada orang tersebut dan seketika mampu membangun sebuah hubungan (persahabatan, misalnya). Ya kan?
Jadi, bagaimana “rasa percaya yang tiba – tiba” itu bisa ada? darimana datangnya hingga sebegitu serta merta? Saya pikir, rasa percaya yang semacam itu adalah gift. Ia adalah sebuah intuisi. Yang namanya intuisi selalu tidak pernah bisa dijelaskan apa dan bagaimananya kan? Ya, begitulah. Ia akan hadir begitu saja. Entah karena apa.
Well.. tulisan ini mungkin sangat sederhana dan terlampau subjektif. Tapi semoga tulisan ini bisa memberi inspirasi dan manfaat, sekecil apapun itu. :)



Jakarta, 2 april 2013, 11.54am

No comments:

Post a Comment